Ujian dan Kesabaran - Part #1

Cahaya bulan bintang malam ini begitu terang, Bintang berkerlap Kerlip memamerkan keindahannya. Terasa ku berjalan menyusuri sebuah lorong nan sepi, tak ada satu pun kehidupan disana. Hatiku terasa sepi dan gundah dengan segala kekacauan yang terjadi hari ini. Sebuah hari dimana ku berada di titik terendah dalam hidup.
Apa yang terjadi? Mimpi buruk yang tak ingin ku lihat kembali, konflik keluarga yang tak henti-hentinya dari ku kecil hingga ku dewasa. Hampir setiap hari penuh pertengkaran dan kekerasan, hingga ku terpojok di sudut rumah ketakutan. Kapan semua ini berakhir?
Malam itu kembali lagi, orang tua ku bertengkar hebat sampai ku terdorong oleh mereka. Hatiku terasa sakit ingin ku luapkan amarah dan kekesalan ku, namun bibir ini tak sanggup berbicara, uraian air mata yang mengalir deras dipipiku. Ku rasa sudah cukup aku tidak bisa menahan semua ini dan hanya bungkam membisu.
“Brakkkkk.......”ku tutup pintu rumah dengan kerasnya. Ku berlari tanpa tau tujuan, ditengah jalan ku berfikir untuk menuju ke makam Nenek. Di depan makam nenek ku terduduk lesu dan termenung sembari mengusap nisan dan berkata “nek aku rindu, nek aku capek dengan sifat ayah dan ibu yang selalu bertengkar aku ingin ikut nenek.” Diatas makam nenek ku curahkan semua isi hatiku, ku bercerita hingga larut malam layaknya orang tidak waras berbicara sendiri di atas makam. Berharap nenek mendengar keluh kesa ku. Malam semakin larut, Ku merasa lelah akan hidup ini. Terlintas di benakku untuk ku mengakhiri hidup, Karena percuma saja aku ada di dunia ini kalau akhirnya rumah ku seperti neraka bagiku.
Aku melihat ada benda tajam tertancap di tanah, ku ambil benda itu dengan penuh kekesalan ku goreskan benda itu di nadi ku. “Nek aku ingin ikut denganmu aku letih.” Mata mulai terpejam ,lemas tergeletak penuh darah.
Malam itu juru kunci makam dan seorang ustadz berjalan menuju makam hendak memriksa lampu makam yang.... Bersambung