Tak Seperti Dulu - Part#1
Pandemi yang terjadi di seluruh belahan dunia membawakan dampak besar dalam berbagi kehidupan. Semua kehidupan berubah secara drastis. Ketakutan selalu menghantui pikiran banyak orang. Aku sangat kesal dengan hal ini, namun kenyataan seperti itu. Keluargaku mulai membatasi kegiatan di luar rumah. Orang tuaku meminimalkan diriku untuk pergi keluar rumah. Rasa bosan selalu menghampiriku disaat malam tiba. Rutinitas pagi yang biasa kulakukan tak dapat terlaksana.
Aku duduk di ruang tamu. Pandanganku mengarah ke jendela samping rumah. Mataku bertumbukan menatap langgar yang berada di sebelah rumahku. Langgar yang selalu ramai dikunjungi banyak orang untuk melakukan ibadah. Tak pernah ada kata sepi untuk langgar itu. Namun, saat ini berbeda tidak ada keramaian sama sekali, anak-anak yang biasa berlarian dan ibu-ibu setengah baya yang bergegas menuju langgar. Hanya suara adzan dan iqamat yang menandakan langgar itu masih eksis.
Pikiranku terbang jauh menembus masa lalu belasan tahun lalu. Dengan memakai seragam baju muslim, atasan baju panjang warna merah dengan rok hitam beserta jilbab warna hitam. Aku duduk manis di dalam langgar sembari menunggu guru ngaji datang dengan teman-temanku yang berada di samping kiri dan kananku. Masih jelas ingatanku bagaimana Pak Jimi menceritakan perisitiwa Isra’ dan Mi’raj dengan cara yang lembut seperti seorang ayah yang menceritakan sebuah kisah dongeng pada anaknya. Pak Jimi adalah guru ngaji favoritku, dia adalah sosok yang lembut, penyayang dan sabar. Semua terekam dengan jelas peristiwa yang seolah-olah terjadi di depan mata saat Rasulullah dijemput malaikat Jibril untuk melakukan perjalanan malam hari dari Masjidil Haram Kota Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Rasulullah bersama Malaikat Jibril mengendarai buraq yang memiliki kecepatan seperti kilat.
Pada saat itu aku teringat dengan salah satu stasiun kereta api yang memakai nama tersebut. Sampai di Masjidil Aqsa, Rasulullah melakukan sholat dekat Mihrab. Setelah sholat, Rasulullah diajak oleh malaikat Jibril untuk memulai perjalanan dari batu Sakhrah yang diyakini sebagai batu pijakan sebelum perjalanan naik ke langit. Batu tersebut berada di komplek Masjidil Aqsa. Saat menuju perjalanan ke langit, Rasulullah ditunjukkan surga oleh malaikat Jibril dan beliau bertemu dengan Nabi Idris. Kemudian Rasulullah diperlihatkan neraka yang merupakan tempat paling mengerikan. Perjalanan terus berlanjut, Rasulullah bertemu dengan nabi-nabi sebelum beliau, seperti Nabi Adam, Nabi Isa dan nabi-nabi lainnya. .... Bersambung
Sampai di Sidratul Muntaha, Rasulullah menerima...... Bersambung
Posting Komentar untuk " Tak Seperti Dulu - Part#1"