Rasa Yang Sama,Tak bisa Bersama - Part#1

    Pagi yang cerah disambut matahari yang indah. Membangkitkan semangat orang-orang untuk kembali ke aktivitas biasanya. Begitupun aku kembali disibukkan dengan berbagai tugas dosen yang bermacam-macam. Oh yaa perkenalkan namaku Zuhra bisa dipanggil ura, 1 tahun sudah aku menjadi mahasiswi di salah satu universitas kota ini.

      Dengan senyuman aku berjalan menuju kelas, karena waktu yang sudah mepet. Sebelum masuk ruangan ku awali dengan Assalamu'alaikum dijawab mereka yang didalam. "Hai" ku sapa teman sekaligus sahabatku dia pun membalasku dengan senyuman. Dia bernama nindy, aku berteman dengannya dari awal masuk SMK sampai sekarang. Aku duduk manis dikursi yang ada dan pembelajaran pun dimulai karena bu dosen sudah datang.

      Setelah berkutat dengan berbagai mata pelajaran akhirnya selesai juga. Sebelum pulang aku dan nindy berbelok arah ke kantin, karena ada perut yang minta diisi asupan. Tiba di kantin ku lihat meja terisi penuh, ku edarkan pandangan ada satu meja yang hanya terisi satu orang dia Gabrian tanpa pikir panjang ku ajak nindy untuk menghampirinya mau gimana lagi tidak ada meja yang tersisa. Dia Gabrian biasa ku panggil brian, aku berkenalan dengannya saat sama-sama jadi maba dan sampai sekarang berteman baik, hanya saja kita beda fakultas jadi jarang berjunpa. Ku jelaskan sedikit bagaimana dia, sosok laki-laki yang sederhana, baik hati, ramah, humoris, ceria tipe-tipe kaum hawa lah. Namun sayangnya dia non muslim, pemeluk agama kristen. Walaupun kita berbeda dia tetap menghormati aku dan nindy sebagi muslim.

Sampai dimeja brian "permisi, boleh numpang duduk di sini nggak" izinku pada brian

"Duduk ajalah, kayak sama siapa aja"  dengan senyum

"Makasih" balasku

Kita bertiga melaksanakan makan siang dengan hening, hanya diiringi candaan dari brian dan nindy. Setelah selesai dengan urusan perut, aku dan nindy berpamitan pulang kerumah masing².

      Waktu pun berjalan, hari-hari ku lalui seperti biasa dan biasa aja. Hari ini aku bersiap menemui brian di suatu tempat, katanya ada yang ingin.....Bersambung